Profil Desa Pakisan

Ketahui informasi secara rinci Desa Pakisan mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.

Desa Pakisan

Tentang Kami

Profil Desa Pakisan, Cawas, Klaten. Mengungkap potensi unik dari sektor pertanian dan kerajinan lokal, didukung oleh data demografi, struktur pemerintahan, serta kehidupan sosial masyarakat yang guyub dan asri.

  • Pilar Pertanian

    Merupakan wilayah agraris yang vital dengan lahan sawah subur sebagai penopang utama perekonomian dan ketahanan pangan lokal.

  • Potensi Kerajinan Lokal

    Memiliki potensi khas dalam industri kerajinan tangan, khususnya anyaman bambu, yang menjadi sumber pendapatan alternatif dan cerminan kreativitas warga.

  • Kohesi Sosial yang Kuat

    Masyarakatnya memegang teguh nilai kebersamaan (guyub) dan gotong royong, yang menjadi fondasi utama dalam dinamika sosial dan pembangunan desa.

XM Broker

Di tengah hamparan lahan pertanian subur Kecamatan Cawas, Desa Pakisan hadir sebagai sebuah wilayah yang memadukan keasrian alam dengan denyut kehidupan masyarakat yang produktif. Nama desa yang terinspirasi dari tanaman pakis ini seolah merefleksikan kesuburan tanahnya, yang menjadi fondasi utama bagi sektor pertanian sekaligus menaungi berkembangnya potensi ekonomi kreatif di tingkat lokal. Desa Pakisan bukan hanya sekadar entitas administratif, melainkan sebuah komunitas yang hidup dengan semangat kebersamaan dan terus beradaptasi dengan tantangan zaman.

Letak Geografis dan Kondisi Demografi

Desa Pakisan ialah salah satu dari 20 desa di wilayah administrasi Kecamatan Cawas, Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah. Lokasinya yang berada di kawasan dataran rendah menjadikan wilayah ini sangat ideal untuk pengembangan pertanian tanaman pangan, terutama padi. Topografi yang landai memungkinkan pengelolaan air irigasi yang efisien untuk mengairi area persawahan yang luas.Berdasarkan data resmi dari BPS Kabupaten Klaten, luas wilayah Desa Pakisan tercatat 1,89 kilometer persegi atau 189 hektare. Dari total luas tersebut, sebagian besar merupakan lahan sawah produktif yang menjadi pemandangan dominan di sepanjang wilayah desa.Secara administratif, Desa Pakisan berbatasan langsung dengan beberapa desa tetangga, yang meliputi:

  • Berbatasan dengan Desa Bawak

  • Berbatasan dengan Desa Burikan

  • Berbatasan dengan Desa Barepan

  • Berbatasan dengan Desa Cawas

Data kependudukan terbaru menunjukkan jumlah penduduk di Desa Pakisan yakni sebanyak 3.512 jiwa. Dengan luas wilayah 1,89 km², tingkat kepadatan penduduk desa ini mencapai sekitar 1.858 jiwa per kilometer persegi. Angka kepadatan ini menandakan sebuah komunitas perdesaan yang cukup padat, di mana interaksi sosial antarwarga berlangsung secara intensif. Komposisi penduduknya didominasi oleh angkatan kerja yang sebagian besar berprofesi sebagai petani, pekebun dan sebagian lainnya bergerak di sektor wirausaha, jasa, dan perburuhan.

Sejarah dan Filosofi Nama Pakisan

Setiap nama desa di tanah Jawa sering kali menyimpan cerita dan filosofi yang mendalam. Untuk Desa Pakisan, asal-usul namanya diyakini kuat berasal dari kata "pakis", yaitu sejenis tumbuhan paku-pakuan yang dahulu kala tumbuh subur dan banyak dijumpai di wilayah ini. Penamaan yang didasarkan pada flora lokal ini merupakan hal yang umum terjadi di masa lalu, sebagai cara sederhana untuk menandai atau mengidentifikasi suatu daerah berdasarkan ciri alamnya yang paling menonjol.Lebih dari sekadar identitas, nama Pakisan juga membawa filosofi tersendiri. Tanaman pakis dikenal sebagai tumbuhan yang menyukai tempat-tempat sejuk, subur, dan sedikit terlindung. Ia tumbuh dengan sederhana namun mampu beradaptasi dengan baik. Filosofi ini seakan mencerminkan karakter desa dan masyarakatnya: sebuah komunitas yang hidup tenang, damai, mengakar pada tanah yang subur, serta memiliki kemampuan untuk bertahan dan berkembang secara harmonis. Kesejukan yang diasosiasikan dengan tanaman pakis juga menjadi harapan agar kehidupan masyarakat di desa ini senantiasa diliputi kedamaian dan ketenteraman.

Sistem Pemerintahan dan Pelayanan Masyarakat

Penyelenggaraan pemerintahan di Desa Pakisan berjalan di bawah koordinasi Pemerintah Desa yang dipimpin oleh seorang Kepala Desa. Kepala Desa, bersama jajaran perangkatnya yang terdiri dari Sekretaris Desa, Kepala Urusan, Kepala Seksi, dan Kepala Dusun, bekerja untuk melayani kebutuhan administrasi warga dan melaksanakan program-program pembangunan yang telah direncanakan. Kantor atau Balai Desa Pakisan menjadi pusat dari seluruh kegiatan pemerintahan, pelayanan publik, dan musyawarah tingkat desa.Untuk memastikan efektivitas pemerintahan hingga ke tingkat paling bawah, wilayah Desa Pakisan dibagi menjadi beberapa unit administratif yang lebih kecil, yaitu dusun, Rukun Warga (RW), dan Rukun Tetangga (RT). Struktur ini memungkinkan aspirasi dan permasalahan warga dapat tersalurkan dengan cepat dan ditangani secara efektif oleh pemerintah desa.Infrastruktur layanan publik di Desa Pakisan juga telah berkembang untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat. Di bidang pendidikan, terdapat fasilitas jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Sekolah Dasar (SD) negeri yang menjadi tempat bagi generasi muda untuk menimba ilmu. Di sektor kesehatan, Posyandu aktif memberikan layanan kesehatan ibu dan anak secara berkala, menjadi garda terdepan dalam upaya preventif dan promotif kesehatan. Fasilitas ibadah seperti masjid dan musala tersebar di seluruh penjuru desa, tidak hanya sebagai tempat peribadatan tetapi juga sebagai pusat kegiatan sosial-keagamaan yang mempererat tali silaturahmi.

Perekonomian Lokal: Dari Sawah Hingga Kerajinan Tangan

Sektor pertanian merupakan urat nadi perekonomian Desa Pakisan. Lahan sawah yang subur dan didukung oleh jaringan irigasi yang memadai memungkinkan para petani untuk menanam padi dua hingga tiga kali dalam setahun. Padi menjadi komoditas andalan yang hasilnya tidak hanya mencukupi kebutuhan pangan lokal tetapi juga dipasarkan ke luar desa, memberikan kontribusi signifikan bagi pendapatan masyarakat. Selain padi, pada musim kemarau atau sebagai tanaman sela, petani juga menanam palawija seperti jagung dan kacang-kacangan."Sawah bagi kami bukan hanya ladang pekerjaan, tapi juga warisan leluhur yang harus dijaga. Dari sinilah kami menyekolahkan anak dan memenuhi kebutuhan sehari-hari," ungkap seorang anggota kelompok tani di Desa Pakisan.Namun denyut ekonomi Pakisan tidak hanya berdetak di sawah. Desa ini juga dikenal memiliki potensi di bidang kerajinan tangan yang menjadi sumber pendapatan alternatif bagi sebagian warganya. Salah satu kerajinan yang cukup menonjol ialah anyaman bambu. Secara turun-temurun, beberapa warga memiliki keterampilan untuk mengolah bambu menjadi berbagai produk fungsional seperti besek (wadah makanan), tampah (alat untuk menampi beras), kipas, dan perabotan rumah tangga sederhana lainnya. Meskipun sebagian besar masih dikerjakan dalam skala industri rumahan, kerajinan ini menunjukkan adanya potensi ekonomi kreatif yang dapat dikembangkan lebih lanjut.Selain kerajinan bambu, UMKM di sektor kuliner juga turut mewarnai perekonomian desa. Produksi makanan ringan seperti rempeyek, keripik, dan aneka jajanan pasar menjadi usaha tambahan bagi para ibu rumah tangga untuk meningkatkan pendapatan keluarga.

Kehidupan Sosial dan Budaya yang Guyub

Salah satu aset terbesar yang dimiliki Desa Pakisan ialah modal sosialnya yang kuat. Masyarakatnya dikenal sangat "guyub" atau rukun dan memiliki semangat gotong royong yang tinggi. Tradisi kerja bakti membersihkan lingkungan, memperbaiki jalan desa, atau membantu tetangga yang sedang membangun rumah masih menjadi pemandangan yang lazim. Semangat kebersamaan ini menjadi fondasi yang kokoh dalam menjaga harmoni sosial dan menyukseskan berbagai program pembangunan.Lembaga kemasyarakatan memegang peranan penting dalam mewadahi aktivitas warga. Karang Taruna menjadi motor penggerak bagi kegiatan kepemudaan, mulai dari turnamen olahraga antar-dusun hingga perayaan hari besar nasional. Sementara itu, kelompok PKK menjadi wadah bagi kaum perempuan untuk mengembangkan diri melalui berbagai pelatihan keterampilan, program kesehatan keluarga, dan kegiatan sosial lainnya. Kelompok Tani (Gapoktan) juga aktif sebagai forum bagi para petani untuk bertukar informasi, belajar teknik pertanian baru, dan mengatasi permasalahan hama secara bersama-sama.Kegiatan keagamaan dan tradisi budaya lokal juga turut memperkaya kehidupan sosial. Pengajian rutin, perayaan Idul Fitri dan Idul Adha, serta tradisi sadranan atau nyadran (ziarah kubur leluhur menjelang bulan puasa) menjadi momen-momen penting yang mempererat ikatan persaudaraan di antara warga.

Tantangan Pembangunan dan Arah ke Depan

Seperti halnya desa-desa lain di era modern, Desa Pakisan menghadapi serangkaian tantangan. Di sektor pertanian, tantangan yang dihadapi antara lain ialah fluktuasi harga gabah, serangan hama, serta minat generasi muda yang cenderung menurun untuk menjadi petani. Di sektor kerajinan, persaingan dengan produk pabrikan yang lebih murah dan modern menjadi kendala dalam pemasaran. Selain itu, arus urbanisasi juga berpotensi mengurangi jumlah tenaga kerja produktif di desa.Meski demikian, Desa Pakisan memiliki prospek yang sangat positif. Arah pembangunan ke depan dapat difokuskan pada beberapa sektor strategis. Pertama, modernisasi pertanian melalui adopsi teknologi, penggunaan bibit unggul, dan praktik pertanian organik dapat meningkatkan nilai tambah hasil panen. Kedua, pengembangan dan branding produk kerajinan bambu dapat menjadi prioritas. Dengan sentuhan desain yang lebih modern dan pemasaran melalui platform digital, kerajinan bambu Pakisan berpotensi menjangkau pasar yang lebih luas.Pemerintah desa dapat berperan sebagai fasilitator dengan mengadakan pelatihan manajemen usaha, desain produk, dan pemasaran digital bagi para perajin dan pelaku UMKM. Dengan demikian, Desa Pakisan dapat bertransformasi, tidak hanya mengandalkan sektor pertanian tetapi juga mengoptimalkan potensi ekonomi kreatifnya.Sebagai sebuah kesatuan, Desa Pakisan membuktikan dirinya lebih dari sekadar wilayah agraris. Perpaduan antara ketahanan pangan yang bersumber dari sawah, kreativitas yang terwujud dalam kerajinan tangan, dan modal sosial yang guyub menjadikan desa ini memiliki fondasi yang kokoh. Dengan pengelolaan potensi yang tepat dan semangat inovasi, Pakisan berpeluang besar untuk tumbuh menjadi desa yang mandiri, berbudaya, dan sejahtera.